Replikasi jurnal: The Relation Between Perception And Behavior, Or How To Win A Game Of Trivial Pursuit)

7:24 AM nl26.blogspot.com 0 Comments

Hi, teman... lama tidak jumpa yahh.. maaf baru update lagi.. :)
saya mau bagi-bagi contoh laporan replikasi jurnal saya ketika semester IV dulu mata kuliah Psikologi Eksperiment. Namun, saya harap teman-teman tidak mengopasnya (menghargai karya saya dkk.)  tapi, mengambilnya sebagai contoh atau panduan teman-teman dalam menyusun laporan replikasinya. terima kasih sebelumnya :) :) :) 
berikut contohnya : 

(Replikasi jurnal The Relation Between Perception And Behavior, Or How To Win A Game Of Trivial Pursuit)
Abstrak

            Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara priming stereotip kecerdasan dengan kinerja partisipan dalam mengerjakan tes pengetahuan umum. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah (N= 30) yang berasal dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar yang berusia 18 hingga 20 tahun. Partisipan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu professor, sekretaris, dan yang tidak diberi perlakuan (kontrol). Awalnya partisipan yang berada pada kelompok professor dan sekretaris diminta untuk membayangkan karakteristik professor dan sekretaris, mulai dari perilaku, gaya hidup, dan penampilannya. Selanjutnya, partisipan diberikan soal pengetahuan umum yang terdiri dari 42 butir soal. Pengetahuan umum partisipan diukur dari banyaknya jumlah jawaban yang dapat dijawab dengan benar.  Data dari hasil jawaban partisipan dianalisis dengan menggunakan ANOVA SATU JALUR (One Way Anova) dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh hasil pengukuran hipotesis dengan melihat total perbandingan seluruh kelompok M (124.03), F (3.89) dengan nilai signifikan p = 0.03 (p < 0,05).



THE RELATION BETWEEN PERCEPTION AND BEHAVIOR,
OR HOW TO WIN A GAME OF TRIAL PURSUIT

Stereotype berasal dari gabungan dua kata Yunani, yaitu stereos yang artinya padat-kaku dan typos yang bermakna model (Schneider, 2004:14, dalam Esti Zaduqisti, 2009). Menurut Tajfel (Haslam, et.al., 1994: th; Esti Zaduqisti, 2009), stereotipe diartikan sebagai proses ascribing terhadap individu atas dasar keanggotaan kelompok. David dalam (Haslam, et.al., 1994: th; Esti Zaduqisti, 2009) menyatakan bahwa stereotip lebih kepada arti pelabelan kepada seseorang atau kelompok lain, termasuk sikap dan perilakunya terhadap mereka (sudah dalam tataran afektif, dan psikomotorik). Jadi stereotip adalah plabelan atau penialaian seseorang kepada suatu individu atau kelompok. Pemberian stereotip kepada seseorang atau kelompok misalnya seperti stereotip seorang perempuan atau setereotip yang diberikan kepada orang Madura dan Makassar. Stereotip diberikan kepada suatu kelompok atau komunitas karena adanya penilaian dari orang per  orang, bukan penilaian terhadap komunitas tersebut.
Roskos Ewoldsen, et al (2007) mengatakan bahwa priming adalah dampak dari stimulus yang sudah ada sebelumnya yang akan mempengaruhi tindakan atau penilaian yang akan dilakukan kemudian. Dalam buku psikologi yang ditulis oleh Wade and Carol (2007) mengatakan bahwa priming adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur proses kognitif yang terjadi pada tataran tak sadar, dimana seseorang dihadapkan dengan suatu informasi yang kemudian diuji apakah informasi tersebut mempengaruhi perilaku atau kinerja orang tersebut pada tugas lain atau pada situasi lain. Jadi priming adalah stimulus yang diberikan pada individu dan dapat mempengaruhi perilaku, penilaian, ataupun kinerja individu tersebut pada keadaan yang lain.
Priming stereotip akan mengaktifkan sifa-sifat yang terkait atau berhubungan dengan stereotip yang diberikan. Dalam penelitian ini, priming stereotip dihubungkan dengan kecerdasan dan kemampuan pengetahuan umum. Menurut Thorndike (dalam Walgito, 2010) mengemukakan pendapatnya tentang kecerdasan atau intelligence sebagai orang yang inteligen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya. Sedangkan kemampuan pengetahuan umum seseorang dapat dilihat dari pengetahuannya tentang informasi-informasi yang bersifat umum dilingkungan masyarakat.

Hypotheses
Hypothesis 1
            H0          :  Tidak ada pengaruh priming stereotype kecerdasan terhadap kinerja partisipan dalam mengerjakan tes pengetahuan umum.
            H1        : Ada pengaruh priming stereotype kecerdasan terhadap kinerja partisipan dalam mengerjakan tes pengetahuan umum.

Method
Partisipan dan Prosedur
Partisipan dalam penelitian ini adalah 30 orang dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Peserta berusia 18 hingga 20 tahun. Partisipan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 22 orang dan laki-laki sebanyak 8 orang. Dalam penelitian ini partisipan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok professor, kelompok sekretaris, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan atau masing-masing 10 orang. Partisipan pada kelompok professor membayangkan karakter professor, dan pada kelompok sekretaris membayangkan karakter sekretaris selama 5 menit. Selama 5 menit tersebut, kelompok professor dan sekretaris juga diminta untuk menuliskan mengenai perilaku, gaya hidup, dan penampilan lainnya yang sesuai dengan stereotip yang dibayangkan pada kertas kosong yang telah disediakan sebelumnya.
            Setelah itu, partisipan dibagikan lembar soal yang terdiri atas 42 pertanyaan pilihan ganda dengan masing-masing pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban A, B, C, dan D. Terdapat 6 halaman yang masing-masing berisi 7 butir soal. Skala yang digunakan terdiri atas 5 skala, yaitu “sangat mudah” (1) sampai “sangat sulit” (5). Peserta diminta untuk menandai jawaban yang dipilihnya. Partisipan mengerjakan soal tanpa ada batasan waktu, mereka hanya diberi instruksi mengumpulkan lembar soal ketika sudah selesai mengerjakan.

Measure
a.       Variabel Bebas
Independent variable dalam penelitian ini adalah priming stereotip yang terdiri dari 2 level, yaitu stereotip professor dan stereotip sekretaris.
b.      Variabel Terikat
Dependent Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja partisipan dalam mengerjakan tes pengetahuan umum.

Results
Dalam penelitian ini skor dibagi menjadi 3 yaitu skor 1, skor 2, dan skor 3, dimana skor 1 diperoleh dari jumlah jawaban yang dijawab benar oleh partisipan dari halaman 1-2, skor 2 diperoleh dari jumlah jawaban yang dijawab benar oleh partisipan halaman 3-4, dan skor 3 diperoleh dari jumlah jawaban yang dijawab benar oleh partisipan halaman 5-6. Berdasarkan hasil dengan uji Anova satu jalur (anova one way) dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh total perbandingan seluruh kelompok dari table hasil between-subjek ANOVA didapatkan perbandingan masing-masing setiap skor dari ke 3 kelompok tersebut yaitu, skor 1 M (24.033) F (5.959) dengan nilai signifikansi p = 0.07 (p > 0.05). Skor 2 M (10.300) F (2.682) dengan nilai signifikan p = 0.87 (p > 0,05), skor 3 M (22.800) F (3.791) dengan nilai signifikan p = 0.35 (p > 0.05). Dari hasil pengukuran hipotesis dengan melihat hasil pengukuran diperoleh total perbandingan seluruh kelompok M (124.03), F (3.89) dengan nilai signifikan p = 0.03 (p < 0,05) jadi diperoleh data yang signifikan. Berdasarkan hasil dari tabel within-subjek ANOVA didapatkan perbandingan masing-masing setiap skor dari ke 3 kelompok tersebut yaitu, skor 1 M (4.033), Skor 2 M (3.841), skor 3 M (6.015). Dari hasil tabel descriptive. total skor benar seluruh kelompok M (25.07), dengan perbandingan skor benar antar kelompok dengan priming stereotip professor M (22.60), priming stereotip sekretaris M (29.10), dan tidak ada priming streotip M (23.50).

Discussion
Partisipan dari penelitian ini yaitu berasal dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar yang berusia 18-20 tahun. Partisipan di bagi menjadi tiga kelompok berdasarkan priming stereotip kecerdasan yaitu kelompok professor, Sekretaris, dan yang tidak mendapatkan priming stereotip kecerdasan. Dalam buku psikologi yang ditulis oleh Wade and Carol (2007) mengatakan bahwa priming adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur proses kognitif yang terjadi pada tataran tak sadar, dimana seseorang dihadapkan dengan suatu informasi yang kemudian diuji apakah informasi tersebut mempengaruhi perilaku atau kinerja orang tersebut pada tugas lain atau pada situasi lain. Sedangkan stereotip  menurut David dalam (Haslam, et.al., 1994: th; Esti Zaduqisti, 2009) menyatakan bahwa stereotip lebih kepada arti pelabelan kepada seseorang atau kelompok lain, termasuk sikap dan perilakunya terhadap mereka (sudah dalam tataran afektif, dan psikomotorik).
Berdasarkan hasil dengan uji Anava satu jalur (anova one way) dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh hasil pengukuran hipotesis dengan melihat total perbandingan seluruh kelompok M (124.03), F (3.89) dengan nilai signifikan p = 0.03 (p < 0,05) jadi diperoleh data yang signifikan sehingga dapat dilihat bahwa hipotesis H0 di tolak dan Ha diterima.  Dari hasil tabel descriptive, total skor benar seluruh kelompok M (25.07), dengan perbandingan skor benar antar kelompok dengan priming stereotip professor M (22.60), priming stereotip sekretaris M (29.10), dan tidak ada priming streotip M (23.50). 

NT: sebelumnya saya tidak mengupload referensi dan lampiran tabel olah data yang digunakan serta soal yang di gunakan, karena alasan saya tetap seperti alasan awal yaitu menghindari copas. terimakasih :)

You Might Also Like

0 comments: